Hari Bumi pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet yang dihuninya saat ini, yaitu Bumi. Pertama kali dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson, pada tahun 1970. Nelson adalah seorang pengajar di bidang disiplin ilmu lingkungan hidup.
Gagasan tentang peringatan Hari Bumi mulai disampaikan oleh Nelson sejak tahun 1969. Saat itu Nelson memandang perlunya isu-isu lingkungan hidup untuk masuk dalam kurikulum resmi perguruan tinggi. Gagasan ini kemudian mendapat dukungan luas.
Dukungan terhadap Nelson lantas mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu, sejarah mencatat 20 juta orang, menurut majalah TIME, turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York, AS untuk mengecam para perusak lingkungan Bumi.
Momen demonstrasi besar-besaran tersebut kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya Hari Bumi yang pertama kali. Sejak itu, pada tanggal 22 April setiap tahunnya, Hari Bumi diperingati secara internasional di seluruh negara.
Hari Bumi merupakan kampanye untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang mendunia hingga kini. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, peringatan atau perayaan Hari Bumi sebenarnya belum banyak diketahui oleh kalangan masyarakat. Hal ini berbanding terbalik dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 5 Juni.
Namun, pada dasarnya memang tidak terdapat banyak perbedaan antara Hari Bumi dengan Hari Lingkungan Sedunia, kita sama-sama diajak untuk sadar bahwa planet yang kita huni ini mulai rusak dan harus dijaga dengan baik kelestariannya. Hal yang paling membedakan antara dua hari besar itu adalah sejarahnya saja.
Kesadaran untuk melestarikan lingkungan hidup di Bumi seharusnya sudah ditanamkan sedini mungkin dan harus berkesinambungan. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran sosial yang dapat ditumbuhkan melalui penyuluhan atau pemberian informasi yang lengkap tentang pelestarian lingkungan kepada masayarakat umum.
Jadi, mari manfaatkan momentum Hari Bumi ini untuk mulai melakukan hal-hal yang bisa merawat lingkungan. Dimulai dari hal kecil saja; mengelola sampah dengan tidak membuangnya asal-asalan. Untuk apa merawat Bumi? Untuk kita.
Selamat Hari Bumi.